Selasa, 05 Januari 2016

Tentang Hujan

Bagi sebagian orang, hujan menjadi satu momen yang dinanti. Kehadirannya memberikan banyak arti, inspirasi, atau imajinasi. Tak sedikit pula yang mencaci. Entah karena menghambat laju aktivitas, atau menurunkan produktivitas. Kembali lagi tentang perspektif.

Pun dengan siang ini, aku terjebak di tengah sebuah warung kopi, di luar hujan lebat disertai angin. Bukan pemandangan yang langka, hal biasa. Namun bagiku, hujan adalah peristiwa yang tak biasa. Selayaknya rahmat yang Allah hadirkan ke dunia, hujan pun menjadi sarana introspeksi dan penggalian inspirasi. Setiap bunyi rintiknya membawa harmoni alam, begitu merdu, lembut, menenangkan. Semerbak wangi tanah yang bertemu dengan hujan, memaksa otak berpikir dua kali untuk tidak rileks. Begitulah tabiat hujan, setidaknya, bagiku.

Hujan memberikan nuansa paling sunyi, menghadirkan gambaran yang begitu jelas tentang bait-bait masa lalu. Hujan dan teman sepermainan, hujan dan kehangatan keluarga, sampai hujan dan parlemen jalanan. Seketika hujan juga menghadirkan gambaran masa depan. Tentang mimpi dan harapan, cita, cinta.

Siang ini masih terjebak di tengah hujan, menantinya reda dan menikmati buai kenyamanan. Dalam kesendirian, aku membatin. Suatu saat, aku akan menikmati hujan, bersamamu.

Yogyakarta, 5 Januari 2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar