Selasa, 12 Januari 2016

Sebaris Doa

Teruntuk para ustadz-ustadzah, yang tengah berjuang di atas sana. Teruntuk adik-adik yang bertempur habis-habisan di lapangan. Teruntuk saudara se-generasi di manapun engkau bertebaran kini.

Konflik adalah keniscayaan. Ia akan hadir sebagai konsekuensi karunia akal dan pikiran pada manusia. Akan dan pikiran akan melahirkan kreatifitas, kemudian menghadirkan gagasan. Menariknya, gagasan setiap orang bisa jadi berbeda, dan pada proses penyampaian dan penerapan, tentu takkan lepas dari tabiat dan karakter kemanusiaan kita. Kemudian, perbedaan inilah yang dapat memicu konflik.

Wahai saudaraku seiman, mari kita kembali merenung. Mari kita kembali pada tujuan pergerakan kita. Mari kita kembali kepada jalan juang kita. Bahwa kita dipersatukan atas satu idealisme yang sama. Bahwa kita dipersatukan atas rasa cinta yang sama pada Allah, Rasulullah, Al-Qur'an, dan syahid sebagai cita-cita kita tertinggi.

Izinkan diri yang kecil dan lemah ini, untuk melantunkan sebaris doa untukmu para qiyadah, para jundi, saudara seiman sekalian.

Sesungguhnya Engkau tahu
bahwa hati ini telah berpadu
berhimpun dalam naungan cintaMu
bertemu dalam ketaatan
bersatu dalam perjuangan
menegakkan syariat dalam kehidupan

Kuatkanlah ikatannya
kekalkanlah cintanya
tunjukilah jalan-jalannya
terangilah dengan cahaya-Mu
yang tiada pernah padam
Ya Rabbi bimbinglah kami

Lapangkanlah dada kami
dengan karunia iman
dan indahnya tawakal pada-Mu
hidupkan dengan ma'rifat-Mu
matikan dalam syahid di jalan-Mu
Engkaulah pelindung dan pembela

Rabithah, semoga menjadi pengikat hati kita semua. Semoga Allah selalu menuntun kita di jalan kebenaran.

Yogyakarta, 12 Januari 2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar