Senin, 20 Februari 2017

Tulisan-Hujan

Sebagai laki-laki penyuka hujan, ada waktu di mana aktivitas berpikir jadi lebih menyenangkan. Ya waktu hujan itu. Bahkan sampai duduk di pinggiran jendela atau meja terdekat dari jatuhnya hujan, laptop dan badanmu sendiri terciprat sedikit air hujan, tak masalah. Justru di situlah sensasinya. Dengan earphone terpasang rapi dan alunan musik Green Day atau instrumentalia Pachelbel - Canon in D piano version, kadang lagu galau yang tak disengaja didownload karena tak sengaja dengar di suatu tempat dan tak sengaja jadi suka. Begitu sederhana nan luar biasa bagaimana Tuhan memberikan setting suasana. Tapi ini bukan tulisan galau, ini cuma aliran kata yang mengalun begitu saja nyaris tanpa jeda. Sebagai hasil dari suasana.

Hujan memang luar biasa. Bisa membawamu melintasi ruang dan waktu. Mengingat yang lalu atau membayangkan yang akan datang. Waktu semerbak bau tanah datang tetiba kenangan juga datang. Terbayang kota seberang di mana pada waktu dan suasana yang sama mungkin kita pernah di sana. Saya? tiba-tiba ingat banyak kota. Cirebon, Sumedang, Bandung, Jakarta, Jogja, Wonosobo, Banjarnegara. Sederhana saja, karena pada suasana yang sama dan waktu yang hampir sama pernah di sana. Kata orang mungkin dejavu, atau semi dejavu, entahlah. Yang jelas semuanya di desa. Ya, saya suka suasana desa. Tempat di mana orang lebih jujur dan berterima dengan keadaan. Tempat di mana alam masih sangat bersahabat dengan manusia. Tempat di mana manusia masih sadar dengan keadaan dan kebesaran Tuhan. Hujan dan peristiwa, sulit dipisahkan.

Memang banyak yang tak suka hujan. Tak masalah. Ada yang suka, ada yang tak suka. Biasa. Sayangnya kita terlalu sering berkonsentrasi pada yang tak suka sampai melupakan yang suka. Kita terlalu sering menatap, bahkan mengetuk pintu yang jelas tak akan terbuka bagi kita, tapi melupakan pintu di sekelilingnya yang sudah jelas membuka untuk kita, dengan segala kekurangan kita. Tapi hujan tetap berlalu, tetap turun dengan titah Tuhan sebagai rahmat bagi dunia, bagi mereka yang suka maupun yang tak suka. Itulah mengapa saya suka hujan. Ia tetap hadir sebagai kebaikan di segala macam lingkungan.

Begitulah suasana tentang hujan yang menentramkan. Saya selalu menanti, menunggu, dan menikmati kehadirannya. Selalu bersabar dan menikmati inspirasi yang dihadirkannya. Seperti kamu, dan inspirasi yang selalu kau hadirkan dengan luar biasa lewat kalimat sederhana dan ketulusan.

Apa kabar dia?

Jogja, 20 Februari 2017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar