Sabtu, 29 September 2018

Merelakan

Ada sebuah pekerjaan yang ringan diucapkan tapi sulit dilakukan. Merelakan.
Begitulah kira-kira, sebab banyak orang mengaku mudah melupakan, tapi nyatanya, melupakan berbeda dengan merelakan.

Masa lalu adalah sebuah kepastian sejarah, sebab peristiwanya sudah terjadi dan tiada daya dan upaya untuk mengubahnya.
Maka langkah paling sederhana namun realistis adalah dengan menerima. Bahwa ada penggal waktu yang bisa menjadi tidak sesuai dengan yang kita inginkan, atau sebut saja menyakitkan.
Namun bukankah terhadap masa lalu kita hanya bisa menerima? kemudian belajar untuk tak mengulangi.
Menerima, untuk mengilhaminya sebagai sebuah pembelajaran.

Kemudian kini, hiduplah di masa sekarang. Bersama mereka yang nyata ada. Senyata kamu, yang masih bersibuk dengan laptop dan pekerjaan lemburmu. Entah mungkin itu hanya alibimu agar kamu bisa menemaniku berjuang dengan pekerjaan lemburku. Itu urusanmu.

Saksikanlah, aku sudah menerima dan merelakan masa laluku.
Lalu, sisa hariku adalah kamu, masa kini mu, dan perjuangan untuk masa depan kita.

Jogja, 29 September 2018

Tidak ada komentar:

Posting Komentar